Cianjur, Jawa Barat – Sebuah insiden mengejutkan terjadi di Kampung Gunung Jati, Kelurahan Sayang, Kecamatan Cianjur, ketika lima ekor buaya berukuran besar melarikan diri dari penangkaran akibat tembok yang jebol. Hujan deras dan angin kencang pada malam Rabu, 2 Oktober 2024, menjadi penyebab utama runtuhnya tembok tersebut.
Kejadian Tak Terduga
Pada malam yang penuh badai itu, tembok penangkaran buaya milik seorang pengusaha lokal tidak mampu menahan derasnya air hujan. Akibatnya, lima ekor buaya dengan panjang antara 3 hingga 5 meter berhasil melarikan diri dan memasuki area permukiman warga. Kejadian ini segera memicu kepanikan di kalangan warga yang khawatir akan keselamatan mereka.
Respon Cepat Tim Gabungan
Menanggapi situasi darurat ini, tim gabungan yang terdiri dari personel TNI-Polri, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat, BPBD, dan Damkar Kabupaten Cianjur segera dikerahkan untuk melakukan penyisiran dan penangkapan buaya yang lepas. Hingga Jumat, 4 Oktober 2024, kelima buaya tersebut berhasil diamankan kembali, namun penyisiran tetap dilakukan untuk memastikan tidak ada buaya lain yang masih berkeliaran.
Reaksi Warga Setempat
Warga setempat merespons dengan campuran ketakutan dan kewaspadaan. Banyak yang memilih untuk tetap berada di dalam rumah dan menghindari area sekitar penangkaran. Beberapa warga bahkan memasang pagar tambahan di sekitar rumah mereka untuk mencegah kemungkinan buaya masuk. “Kami sangat khawatir, terutama untuk keselamatan anak-anak yang biasanya bermain di luar,” ujar salah satu warga. Pihak berwenang juga mengimbau warga untuk segera melaporkan jika melihat buaya di sekitar mereka dan untuk tidak mencoba menangkapnya sendiri.
Evakuasi dan Relokasi Buaya
Setelah berhasil ditangkap, kelima buaya tersebut dipindahkan sementara ke pusat penyelamatan satwa di Cikananga, Sukabumi. Kepala Resort Wilayah 5 Cianjur BKSDA Jabar, Andri Irianto, menyatakan bahwa buaya-buaya tersebut akan dititipkan di sana sampai situasi di penangkaran kembali aman.
Latar Belakang Penangkaran
Penangkaran buaya ini diketahui menampung sekitar 80 ekor buaya yang merupakan titipan dari BBKSDA sejak tahun 2018. Buaya-buaya tersebut dititipkan karena berbagai masalah, termasuk perizinan dan keterbatasan tempat. Kepala Bidang KSDA Wilayah I Bogor, Diah Qurani Kristina, menjelaskan bahwa jumlah buaya di penangkaran ini mungkin telah berkurang karena beberapa kemungkinan, termasuk kematian dan kanibalisme.
Langkah-Langkah Pengamanan
Untuk mencegah kejadian serupa di masa depan, pihak berwenang telah memasang garis polisi di sekitar area penangkaran dan permukiman warga. Masyarakat juga diimbau untuk tetap waspada dan melaporkan segera jika melihat buaya di sekitar mereka.
Kesimpulan
Insiden ini menjadi pengingat pentingnya pengelolaan penangkaran satwa yang lebih baik dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam. Dengan langkah cepat dari tim gabungan, situasi berhasil dikendalikan tanpa adanya korban jiwa. Namun, upaya terus dilakukan untuk memastikan keamanan dan keselamatan warga serta satwa di penangkaran tersebut.